20130517

Konflik dalam kepemimpinan

Anda merupakan salah satu diantara dua: generalis atau spesialis.
Seorang generalis atau dalam istilah pada artikel sebelumnya disebut dengan jack-of-all-trade, memiliki kemampuan untuk memahami sesuatu secara fundamental. Sehingga, pengetahuannya di suatu bidang ilmu, dapat diterapkan pada suatu kondisi yang "serupa" dalam keilmuan yang lain. Generalis menyukai hal baru, dan dapat dengan mudah mempelajari serta beradaptasi dengan suatu ilmu atau lingkungan yang baru.

Di balik kelebihan tersebut, seorang generalis tidak dapat melakukan hal-hal spesifik secara individu dengan sempurna. Generalis bisa saja melakukan apapun. Namun, hanya sebatas "bisa", dan dengan hasil yang biasa-biasa saja.

Seorang spesialis memahami sesuatu secara fokus dan mendetil. Berbagai unsur di dalam bidang keilmuannya dipelajari dengan cermat dan mendalam. Mungkin dapat dikatakan, hanya sedikit orang lain yang bisa menyamai kemampuan seorang spesialis di bidangnya. Spesialis merupakan orang yang tidak mudah bosan, dengan menekuni satu hal secara konsisten dan terus-menerus.

Kelebihan tersebut tidak membuat seorang spesialis mampu melakukan banyak hal. Cukup banyak aktivitas yang tidak dapat dikerjakan oleh seorang spesialis di luar bidangnya, sehingga memerlukan bantuan dari spesialis lain dari bidang lainnya.

Bagaimana masing-masing bekerja?

Tidak aneh bagi seorang generalis untuk menghadirkan karya inovatif yang mencengangkan. Dan tidak aneh pula bagi seorang spesialis untuk membuahkan karya eksploratif yang menuai decak kagum. Namun, tidak keduanya yang dapat melakukannya benar-benar seorang diri.

Seorang generalis memerlukan informasi yang mendetil dari seorang spesialis. Begitupun sebaliknya, seorang spesialis memerlukan pandangan secara menyeluruh dari seorang generalis.

Bagaimana penempatan sumber daya yang ideal?

Dari deskripsi di atas, beginilah kira-kira cara penempatan sumber daya manusia yang optimal.
Seorang pemimpin generalis menyampaikan konsep dan gagasan secara umum, yang diterjemahkan oleh spesialis sebagai suatu kerangka kerja yang detil. Dalam perjalanannya, seorang pemimpin generalis akan memeriksa hasil dan membandingkannya dengan output konsep yang diinginkan, namun mempercayakan detil dari proses dan jalan yang ditempuh kepada orang-orang spesialis di bawahnya. Meskipun optimal, namun jalur hirarki ini tidak luput dari konflik ketika proses komunikasi atau penerjemahan keinginan tidak berjalan dengan baik.

Dalam kenyataannya, sebagian orang-orang generalis mungkin memiliki kekurangan dalam kedisiplinan diri dan komunikasi, sedangkan banyak juga orang-orang spesialis yang memiliki kepribadian yang mengagumkan dan pandai mengambil hati orang. Disamping itu juga, setiap orang memiliki peluang dan kesempatan yang tidak dapat diduga. Akibatnya, banyak orang generalis berada di bawah kepemimpinan orang spesialis. Kondisi ini secara sosial merupakan sesuatu yang wajar, namun seringkali menyebabkan konflik akibat wawasan generalis berbenturan dengan keilmuan spesialis.

Tidak ada cara yang simpel untuk mengatasi konflik tersebut. Menempatkan orang yang tepat merupakan salah satu cara untuk menangkal masalah dalam suatu organisasi. Namun, dengan keterbatasan sumber daya dan kemampuan untuk mencari orang yang terbaik untuk menempati suatu posisi, mengetahui keinginan masing-masing masih merupakan jalan yang efektif untuk menyelesaikan konflik antara si generalis dan si spesialis.

No comments: